Suaka Rhino Sumatera (Sumatran Rhino Sanctuary) atau disingkat
SRS, merupakan tempat konservasi semi-insitu satu-satunya di Indonesia, bahkan
di dunia. Lokasi Suaka Rhino Sumatera
berada di tengah-tengah kawasan hutan, terletak di antara ruas jalan Plang Ijo
dab Way Kanan, sejarak sekitar 8 km dai gerbang Plang Ijo. Akses jalan masuk ke SRS dapat dilalui oleh
kendaraan roda empat, sampai seukuran bus besar.
DIBANGUNNYA SUAKA RHINO SUMATERA (SRS)
Sayangnya, upaya penyelamatan tersebut hasilnya menyedihkan! Dalam beberapa tahun badak-badak yang
ditempatkan di kebun binatang itu satu per satu mati, oleh sebab gangguan
pencernaan. Di tahun 1993, jumlah badak
di kebun binatang hanya tersisa 30%.
Oleh sebab itu para ahli dan penggiat konservasi badak merekomendasikan
perlunya dibangun suaka khusus bagi
badak sumatera dihabitat alaminya dan dikelola secara intensif. Maka pada tahun 1996 mulai dibangun Suaka
Rhino Sumatera (SRS) di zona khusus Taman nasional Way Kambas, Lampung.
Pada tahun 1998, SRS menerima badak pertama, seekor badak jantan
bernama “Torgamba”, yang dibeli dari kebun binatang Howletts and Port Lympne Zoo, Inggris. Tahun 1991, datang badak kedua, seekor badak betina
bernama “Bina” yang ditangkap di hutan Bengkulu. Badak ketiga datang tahun 1998, serjenis
kelamin betina, asal Kebun Binatang Ragunan, bernama “Dusun” – sebab badak ini ditangkap
di Sungai Dusun, tahun 1986. Sayangnya badak
bernama “Dusun” hanya bertahan hidup 3 tahun di SRS – TN Way Kambas, disebabkan
oleh penyakit degenerasi dan faktor ketuaan.
Badak ke empat bernama “Ratu”, berasal dari hutan Way Kambas;
sedangkan badak ke lima bernama “Rosa” berasal dari Taman nasional Bukit
Barisan, datang ke SRS tahun 2005. Kedua
badak betina ini merupakan hasil upaya penyelamatan, akibat keluar dari
habitatnya. Dan Badak ke enam, seekor
badak jantan bernama Andalas, diterima pada tahun 2007 dari Los Angeles Zoo,
USA. Andalas lahir tahun 2001 di
Cincinati Zoo, sebagai hasil perkawinan antara badak Sumatera jantan bernama “Ipuh”
dengan badak betina bernama “Emi”, -- keduanya berasal dari Bengkulu.
TUJUAN PENDIRIAN SUAKA RHINO SUMATERA
Suaka Rhino Sumatera / SRS dibangun oleh Departemen
Kehutanan melalui Dirjen PHPA (Sekarang PHKA) bekerjasama dengan Yayasan Mitra Rhino
(YMR) ~ yang saat ini telah berubah menjadi Yayasan Badak Indonesia (YABI) dengan
tujuan khusus, yakni penyelamatan badak secara semi-insitu. Hal ini menimbang bahwa di alam liar maupun
di lembaga konservasi seperti kebun binatang, badak mengalami kematian, baik oleh
penyakit maupun sebab lainnya.
KANDANG & FASILTITAS SUAKA RHINO SUMATERA (SRS)
Suaka Rhino Sumatera berupa kandang berhutan seluas
100 ha, yang terbagi menadi 10 petak, dan dikelilingi oleh pagar beraliran
listrik, guna mengamankan badak di dalam kawasan tersebut, serta mencegah
gangguan satwa liar.
Fasilitas yang tersedia di Suaka Rhino Sumatera, antara lain :
·
Kantor,
·
Visitor Center,
·
Wisma Tamu,
·
Jalan untuk pengamatan burung,
·
MCK
PROSES PERIJINAN KETAT UNTUK MASUK SUAKA RHINO SUMATERA
Tidak sembarangan orang bisa masuk
ke Suaka Rhino Sumatera (SRS), hanya mereka yang telah melalui serangkaian proses ketat yang telah
ditetapkan oleh otoritas pengelola, baik pihak balai maupun Manajemen SRS
sendiri, yang dapat masuk dan mengamati badak-badak di suaka tersebut.
Di lokasi Suaka Rhino Sumatera, selain mengamati aktivitas dan perilaku badak, pengunjung yang telah mengantongi ijin dapat pula mendengarkan suara lengkingan siamang di alam bebas.
Di lokasi Suaka Rhino Sumatera, selain mengamati aktivitas dan perilaku badak, pengunjung yang telah mengantongi ijin dapat pula mendengarkan suara lengkingan siamang di alam bebas.
BADAK JAWA DAN BADAK SUMATERA YANG TERANCAM PUNAH
Dewasa ini, keberadaan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Badak
Sumatera (Dicerorhins sumatrensis) terus berkurang. Binatang yang tadinya hidup tersebar di
berbagai kawasan di benua Asia itu kini terancam punah. Saat ini jumlah populasi badak jawa yang
semula hidup di hutan-hutan dataran rendah pulau Jawa, kini hanya tersisa di
semenanjung Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK)
Banten), engan jumlah tak lebih dari 40 ekor. Sedangkan jumlah badak sumatera tersebar di
Taman Nasional gunung Leuser, Taman Nasional Way Kambas, dan TN Bukit Barisan Selatan,
dengan jumlah tak lebih dari 200 ekor.
Namun yang mengkhawatirkan, penurunan jumlah badak sumatera ini teramat
cepat, dalam 2 dekade terakhir, jumlahnya berkurang hingga 50 %.
Badak Jawa dan badak Sumatera kini masuk kategori Critically
Endangered dalam Red Data Book IUCN. Kedua spesies ini masuk dalam daftar Appendix
I CITES, artinya : Tidak boleh
diperdagangkan !.
PENYEBAB MEROSOTNYA POPULASI BADAK SUMATERA
Sebab utamanya adalah kerusakan
hutan sebagai akibat diberikannya Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di periode
tahun 1968 – 1974, khususnya kerusakan pada hutan dataran rendah sebagai
habitat utama badak, telah membuat badak kehilangan tempat berlindung dan
kesulitan mencari makanan. Penyebab
berikutnya adalah perburuan badak, untuk diambil cula nya semakin menyurutkan
jumlah badak yang tersisa.
Dan satu lagi adalah penyebab
alami, yakni sifat reproduktif badak tehitung
rendah.
Upaya menyelamatkan badak Sumatera yang terdesak (doomed)di hutan Riau dan Bengkulu akibat
kehilangan habitat pada periode tahun 1985 – 1992 telah menyelamatkan 18 ekor
badak Sumatera, yang kemudian dititipkan ke beberapa kebun binatang.
LAHIRNYA HARAPAN DI SUAKA RHINO SUMATRA (SRS)
Suaka Rhino Sumatera bisa dikatakan merupakan benteng akhir upaya penyelamatan badak sumatera. Kelahiran Andalas badak ketujuh, yang merupakan hasil perkawinan
antara “Andalas” dan “Ratu”. Kelahiran
Andalas merupakan kelahiran badak sumatera pertama di Asia, yang lahir dalam
kandang penangkaran. Kelahiran
Andatuy
merupakan buah manis kerja keras selama 124 tahun, sejak kelahiran anak
badak
Sumatera di Calcutta Zoo, India, tahun 1889. Kelahiran Andalas
merupakan satu harapan baru yang dinanti selama ratusan tahun, buah
manis dari kerja panjang tiada kenal lelah. Semoga dari pengabdian SRS,
badak Sumatera masih dapat dinikmati secara nyata oleh anak-cucu kita.
Sahabat ELORA TOUR & ADVENTURE, mari berkunjung ke Lampung, menikmati pesona alam Lampung, dengan tetap menjaga kelestariannya.
Badak Jantan ANDATU, Keajaiban di Taman Nasional Way Kambas. Sumber TNWK
KEAJAIBAN BADAK JANTAN ANDATU
Pada tanggal 23 Juni 2012, pukul 00.40, Taman Nasional Way Kambas, mendapatkan warga baru, Seekor bayi Badak jantan, yang diberi nama ANDATU (Anugerah dari Tuhan) -- pertama di Asia, sejak 124 tahun.
Keberhasilan membiakkan badak melalui Program Penangkaran Semi-alami di Sumatra Rhino Sanctuary (SRS), merupakan yang pertama di Asia, karya gemilang anak bangsa setelah melewati perjuangan selama puluhan tahun. Akhirnya cita-cita Para Tokoh Konservasi, seperti (Alm) Rubini Atmawijaya, Sutisna Wartaputra, Tom Foose, dan Nico J Van Strien, berhasil terwujud. Lahirnya Badak Sumatera berkelamin jantan di tanah leluhurnya – di Taman Nasional Way Kambas.
Keberhasilan membiakkan badak melalui Program Penangkaran Semi-alami di Sumatra Rhino Sanctuary (SRS), merupakan yang pertama di Asia, karya gemilang anak bangsa setelah melewati perjuangan selama puluhan tahun. Akhirnya cita-cita Para Tokoh Konservasi, seperti (Alm) Rubini Atmawijaya, Sutisna Wartaputra, Tom Foose, dan Nico J Van Strien, berhasil terwujud. Lahirnya Badak Sumatera berkelamin jantan di tanah leluhurnya – di Taman Nasional Way Kambas.
DETIK-DETIK PROSES KELAHIRAN BADAK ANDATU
Bulan Juni 2012, kehamilan Ratu – Sang Induk Badak Betina -- mencapai 15 bulan. Berdasarkan referensi dari cincinnati Zoo, masa kehamilan badak adalah 475 hari. Maka
jika tadinya pemeriksaan Induk betina itu dilakukan 1-2 minggu sekali,
sejak tanggal 10 Juni 2012, dimonitor secara ketat olah dokter, perawat,
dan pawang badak dan pemeriksaan dilakukan setiap 1-3 hari.
Menjelang kelahiran Andatu, Ratu – Sang Induk Betina – ditempatkan di paddock 1, yang merupakan maternity facility
di depan kantor SRS, dengan fasilitas berupa maternity stall seluas 8 x
6m, berjarak sekitar 100m dari jalan, dan didesain sedemikian rupa agar
induk badak merasa aman dan nyaman ketika proses melahirkan.
Tanggal 22 Juni 20112, pukul 23.00 WIB, cairan ketuban Ratu mulai keluar, disusul 5 menit kemudian ketuban mulai menyembul keluar. Pukul 23.30, cairan ketuban yang keluar semakin banyak. Ratu semakin gelisah, dan mulai mencari posisi terbaik untuk mengejan. Tak lama kemudian kaki depan Andatu sudah mulai keluar. Setelah
menunggu selama kurang lebih 1 jam yang menegangkan, sebab Ratu tampak
kesulitan mengeluarkan bayinya, tepat pukul 00.40, akhirnya Andatu
berhasil lahir secara normal, dengan bobot tubuh sekitar 25 kg.
Setelah anaknya lahir, Ratu yang melahirkan sambil berbaring miring ke
kanan, segera berdiri, dan bergeser selangkah ke depan, sehingga bayi
nya tidak terinjak. Bayi badak itu terlihat sehat dan normal, dan mulai menggerak-gerakkan badannya berusaha berdiri di keempat kakinya. Sekitar pukul 03.15, Andatu berhasil berdiri sempurna, dan berjalan menghampiri Induknya untuk menyusu. Sekitar 5-10 menit kemudian, dengan dibimbing Sang Induk, Andatu berhasil menyusu untuk pertama kali.
Pukul 03.42, Andatu menyusu untuk kedua kalinya, dan badak kecil itu sudah mampu berdiri tegak lebih lama. Hingga
hari ketiga, Andatu sudah menyusu induknya lebih dari 30 kali setiap
harinya, dan mulai hari keempat dan seterusnya hanya 20 kali per hari.
PERKEMBANGAN ANDATU
Pada minggu-minggu awal kelahiran, Anak Badak Andatu mulai belajar mengenali lingkungannya. Ia mencoba menjilati bbenda-benda yang ditemui, termasuk feces induknya. Rupanya
menjilati feces induk merupakan hal berguna dan penting bagi bayi
badak, sebab dengan begitu pembentukan mikroba komensal (normal) di
dalam sistem pencernaan badak kecil itu akan terbantu, dan merangsang
tumbuhnya daya tahan tubuhnya.
Pada minggu ketiga, gigi Andatu sudah mulai tumbuh, dan mulai belajar makan sedikit daun meniru induknya. Memasuki umur 1 bulan, Andatu sudah mengikuti semua aktifitas Ratu, Induknya, mulai dari makan, minum, berkubang. Kubangan
menjadi satu tempat favoritnya, dimana ia bisa bermain sepuasnya, mulai
dari melompat, berguling, membenamkan tubuh, hingga bercanda mengganggu
sang induk. Perkembangan Andatu sangat baik dan sehat, memasuki umur 1 bulan, Andatu tumbuh semakin besar, dengan bobot tubuh 60 kg, hampir 3 kali saat dilahirkan.
Memasuki umur 2 bulan, fisik Andatu sudah seperti badak sumatera dewasa, dengan berat sudah mencapai 95 kg. Ratu merupakan induk yang baik dalam mendidik anaknya, terutama dalam hal keamanan dan keselamatan. Ia akan menjelajahi seluruh lokasi kandang beberapa kali, untuk memastikan kondisi aman bagi anaknya. Hal
yang menarik, pada suatu lokasi yang dianggap aman, Ratu akan menandai
sekelilingnya dengan air kencing, baru kemudian meninggalkan anaknya di
sana.
Memasuki umur 3 bulan, bobot Andatu sudah mencapai 126 kg. Berbagai informasi perkembangannya terus dikumpulkan. Semua aktivitasnya dicatat, fecesnya diambil dan diperiksa. Team
SRS berupaya bekerja sebaik mungkin, sebab lewat Andatu ini terbuka
kesempatan mempelajari perkembangan badak sejak usia dini.
SECERCAH HARAPAN UNTUK MASA DEPAN BADAK SUMATERA
Dengan keberhasilan kelahiran Andatu, muncul secercah harapan, bahwa masa depan badak sumatera masih ada. Mari kita dukung upaya pelestarian badak sumatera di Suaka Rhino Sumatera – Taman Nasioanal Way Kambas.
Demikian artikel SUAKA RHINO SUMATRA, yang berisi tentang Suaka Badak di Lampung, semoga bermanfaat.
Lanjut ke : Taman Nasional Way Kambas
Demikian artikel SUAKA RHINO SUMATRA, yang berisi tentang Suaka Badak di Lampung, semoga bermanfaat.
Lanjut ke : Taman Nasional Way Kambas
0 comments :