TUJUAN PENDIRIAN PUSAT KONSERVASI GAJAH WAY KAMBAS
Pusat Konservasi Gajah Way Kambas, terletak di kawasan Taman nasional Way kambas, berjarak sekitar 16 km dari jalan lintas timur, atau 9 km dari pintu gerbang Plang Ijo. Untuk mencapai lokasi, dari Plang Ijo diperlukan waktu sekitar 30menit.
Pada awalnya, pendirian Pusat Konservasi Gajah (PKG) Way Kambas, ditujukan untuk mengurangi konflik antara gajah dan manusia. Dengan semakin berkembangnya pengelolaan PKG Way Kambas, ternyata mampu menarik wisatawan datang berkunjung.
Harapan ke depan, PKG harus mampu menjadi pusat konservasi gajah dengan kualitas breeding yang baik, serta menjadi lokasi wisata unggulan di Provinsi Lampung. Maka, PKG perlu meningkatkan ketrampilan gajah yang memadai dan pelayanan yang prima, yang membutuhkan kesehatan dan nutrisi gajah yang memadai pula.
Dengan adanya kecenderungan penurunan populasi gajah di alam liar akibat perburuan liar dan sebab lainnya, maka sebagai indikator keberhasilan pengelolaan, PKG Way Kambas diharapkan mampu melepas liarkan gajah yang telah dikembangkan.
KETRAMPILAN YANG DIMILIKI GAJAH DI PKG WAY KAMBAS
Saat ini PKG Way Kambas memiliki gajah-gajah terlatih, dengan berbagai ketrampilan khusus, seperti :
· Gajah Tangkap,
· Gajah Latih,
· Gajah Atraksi,
· Gajah Pekerja dan kebutuhan lain.
Gajah-gajah tersebut dimanfaatkan untuk membantu penanganan konflik gajah dengan manusia, konflik satwa lain dengan manusia, penyelawatan satwa, patroli pengamanan, dan alat transportasi dalam mendukung pengendalian kebakaran hutan.
JENIS ATRAKSI GAJAH DI PUSAT KONSERVASI GAJAH WAY KAMBAS
Beberapa jenis pilihan atraksi wisata alam di Pusat Konservasi Gajah Way kambas, yang dapat dinikmati, atara lain:
· Jungle Tracking / Safari Night, yakni menyusuri lokasi PKG dan sekitarnya dengan menunggang gajah,
· Atraksi Gajah, yakni menyaksikan pertunjukan ketrampilan gajah, seperti: parade, berjoget, menendang bola, melangkahi deretan manusia yang berbaring, dan lain-lain.
· Kereta Gajah,
· Gajah Berenang,
· Atraksi Khusus: Ikut merawat gajah bersama pawang; seperti: memberi makan dan minum gajah, patroli, dan mengamati penanganan gangguan gajah.
Fasilitas yang tersedia di PKG Way Kambas :
· Kantor PKG,
· Information Center,
· Rumah Sakit Gajah,
· Arena Atraksi,
· Arena Tunggang Gajah,
· Kereta Gajah,
· Sarana Bermain,
· Kereta Gajah,
· Mushola,
· Area Parkir,
· Kios, dan Souvenir
![]() |
Pintu Gerbang Taman Nasional Way Kambas, Lampung |
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) adalah satu dari dua kawasan konservasi yang berbentuk Taman Nasional di Provinsi Lampung, satu lagi adalah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Secara geografis, TNWK berada di bagian tenggara Provinsi Lampung, tepatnya terletak antara 40o37’ – 50o16’ Lintang Selatan, dan antara 105o1’ – 105o54’ Bujur Timur.
Sejarah ‘status’ dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK), sebagai berikut:
· Pada
tahun 1924, kawasan hutan Way Kambas dan cabang, bersama-sama dengan
beberapa daerah hutan yang tergabung di dalamnya, sudah disisihkan
sebagai hutan lindung. Kemudian pada tahun 1936, Mr. Rookmaker yang saat itu menjabat sebagai Residen Lampung menjadikan Way Kambas sebagai Kawasan Suaka Margasatwa, kemudian disusul dengan Surat Keputusan Gubernur Belanda, Stbl 1937 Nomor 38, tertanggal 26 Januari 1937.
· Suaka Margasatwa Way Kambas kemudian diubah menjadi Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
oleh Menteri Pertanian, dengan surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
429/Kpts-7/1978, pada tanggal 10 Juli 1978, dan dikelola oleh Sub Balai
Kawasan Pelestarian Alam (SBKPA).
Alasan
ditetapkannya Kawasan ini sebagai Kawasan Pelestarian alam, adalah
untuk melindungi kawasan yang kaya akan berbagai satwa liar;
diantaranya: tapir (Tapirus Indicus), gajah sumatera (Elephas maximus
Sumatranus), berbagai jenis primata, rusa sambar (Cervus Unicolor),
kijang (Munctiacus Muntjak), harimau sumatera (Phantera Tigris), Beruang
Madu (Helarctos Malayanus).
![]() |
Hutan Taman Nasional Way Kambas. Sumber: Balai TN. Way Kambas |
Saat itu keberadaan Badak Sumatera belum diketahui, sehingga tidak termasuk bahan pertimbangan sebagai dasar penetapannya.
Namun demikian setelah ditetapkan sebagai Kawasan Suaka Marga Satwa, terutama periode 1968 – 1974, kawasan ini mengalami kerusakan habitat cukup berat, sebagai akibat dibuka untuk Hak Pengusahaan Hutan.
· Kemudian pada 12 Oktober 1985 diubah menjadi Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) dengan Surat Keputusan menteri Kehutanan Nomor 177/Kpts-II/1985, dan pengelolaan kawasan seluas 130.000 ha itu oleh SBKSDA.
· Pada 1 April 1989 , bertepatan dengan Pekan Konservasi Nasional di Kaliurang, Yogyakarta, Way Kambas ditetapkan sebagai Kawasan Taman Nasional dengan luas 130.000 ha, melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 444/Menhut-II/1989.
· Pada 13 Maret 1991, dinyatakan sebagai Taman Nasional Way Kambas,
melalui Surat Keputusan menteri Kehutanan Nomor 144/Kpts/II/1991,
dimana pengelolaannya oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Way
Kambas, yang bertanggungjawab kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam
II Tanjung Karang. Pada 13
Maret 1997, Sub Balai KSDA Way Kambas dinyatakan sebagai Balai Taman
Nasional Way Kambas, melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
185/Kpts-II/1997.
· Pada tanggal 26 Agustus 1999Way Kambas ditetapkan sebagai Taman Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 670/Kpts-II/1999, dengan wilayah seluas 125.631,31 ha.
![]() |
Badak Sumatera di Taman Nasional Way Kambas |
FAUNA YANG HIDUP DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS
Keanekaragaman hayati di Taman
Nasional Way Kambas (TNWK) cukup tinggi, termasuk fauna nya. Secara garis besar, fauna yang ada di TNWK
dikelompokkan kedalam kelas:
.
.
·
Mamalia
·
Primata
·
Aves
·
Reptilia
·
Amphibia
·
Pisces
·
Insecta
MAMALIA
Mamalia yang hidup di TNWK setidaknya ada 13 jenis, yaitu:
Badak di Taman Nasional Way Kambas. Sumber: Kantor Balai TNWK
![]() |
Harimau Sumatera tertangkap kamera intai di Taman Nasional Way Kambas, Sumber: Kantor Balai TNWK. |
1.
Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatraensis), ada sekitar 180 – 200 ekor,
2.
Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatraensis), ada sekitar 20 – 25 ekor,
3.
Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae), populasinya
sekitar 30 – 36 ekor.
4.
Tapir (Tapirus Indicus),
5.
Rusa (Cervus Unicolor),
6.
Kijang (Muntiacus Muntjac),
7.
Napu (Tragulus Napu),
8.
Babi Hutan (Sus Scrofa),
9.
Beruang Madu,
10. Anjing Hutan (Cuon
Alpinus),
11. Kucing Emas (Felis
Temminckii),
12. Kucing Bulu (Felis
Marmorata),
13. Jenis-jenis Musang
PRIMATA
![]() |
Kukang, salah satu Primata di Taman Nasional Way Kambas. Sumber: Balai TNWK |
Terdapat 6 jenis Primata yang hidup di TNWK, yaitu:
1.
Siamang (Symphalangus Syndactyllus),
2.
Owa (Hylobates Moloch),
3.
Beruk (Macaca Nemestrina),
4.
Kera Ekor Panjang (Macaca Fascicularis),
5.
Lutung (Presbytis Cristata),
6.
Lutung Merah (Presbytis Rubicunda)
7. Kukang
.
7. Kukang
.
Sebagian jenis primata di atas
dilindungi oleh Undang-undang. Namun
sekalipun tidak, status “taman nasional” mengharuskan kita turut menjaga
kelestariannya.
AVES
Taman Nasional Way Kambas memiliki
sekitar 286 jenis burung, diantaranya :
![]() |
Burung elang sedang menyambar ikan di Taman Nasional Way Kambas. Sumber: Balai TNWK |
1.
Rangkong (Bucerotidae),
2.
Kuntul Putih (Egreta sp),
3.
Beo (Gracula Religiosa),
4.
Ayam Hutan (Gallus gallus)
5.
Elang Laut,
6.
Pecuk Ular (Anhinga Melanogaster),
7.
Raja Udang (Halycon Funebris),
8.
Itik Liar (Cairina Scutulata)
Selain itu, habitat TNWK sering
disinggahi oleh burung migran.
REPTILIA
Jenis Reptilia yang hidup di TNWK
diantaranya :
1.
Buaya Sinyulong,
2.
Buaya Muara,
3.
Kura-kura Sisik,
4.
Labi-labi,
5.
Berbagai jenis Ular.
AMPHIBIA
(Belum ada data detil)
PISCES
Berdasarkan hasil penelitian LIPI,
ditemukan sekitar 70 jenis ikan hidup di habitat TNWK, namun belum seluruhnya
teridentifikasi,. Lima di antaranya
masuk kualitas ekspor. Berdasarkan
cerita, di kawasan ini pernah hidup ikan arwana.
INSECTA
(Belum ada data terperinci)
Kolam Rawa Gajah, Ekosistem Hutan Hujan Dataran Rendah
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) mempunyai spektrum eskosistem yang cukup luas, serta memiliki
keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna.
Fungsi flora dalam sistem ekologi
kawasan TNWK sangat kompleks, yakni sebagai pengatur ekosistem, pengatur
hidroorologi, sebagai tempat tinggal dan berkembang biak satwa, serta sebagai sumber
pangan satwa.
KEKAYAAN FLORA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (TNWK)
Jenis flora yang tumbuh di TNWK
dapat dikelompokkan berdasarkan empat tipe ekosistem:
·
Flora yang hidup di Ekosistem Hujan
Dataran Rendah
·
Flora yang hidup di Ekosistem Rawa
·
Flora yang hidup di Ekosistem Hutan
Pantai
·
Flora yang hidup di Ekosistem Payau.
Ekosistem Hujan Dataran Rendah
Jenis flora yang mendominasi hidup ekosistem hutan dataran rendah TNWK meliputi: famili Dipterocarpaceae, seperti Pohon Meranti, Keruing, Merawan, Pulai, Tanaman Bungur (Pterusperum Indicus), Puspa (Schima Walichii), jenis Anggrek-anggrekan, Alang-alang (Imperata Cilindrica), Deluak (Grewia Paniculata), dan Kemang (Mangifera Caesia).
Ekosistem Rawa
Untuk mampu tumbuh dan bertahan
hidup di ekosistem rawa, dimana kondisi konsistensi tanahnya rendah, tanaman
perlu memiliki perakaran yang kuat. Oleh
sebab itu, jenis tanaman yang mendiomisasi adalah pohon yang memiliki akar
tunggang kuat, dan beberapa tanaman yang memiliki akar nafas.
Jenis flora yang mendominasi hidup
ekosistem rawa, antara lain: Pohon Renghas (Gluta
Renghas), Gelam (Melaleuca Leucandendron),
Merbau (Instia bijuga), Nibung, Sempu
(Dilena sp), Pandan Rawa, Jenis
palem-paleman, Sadeng, dan jenius Kantong Semar ( Naphentes).
Ekosistem Hutan Pantai
Flora yang mendominasi ekosistem
Hutan Pantai adalah pohon Ketapang (Terminalia
Catappa), dan Cemara Laut (Casuarina Equisetifolia)
Ekosistem Payau
Hutan Mangrove, Ekosistem Payau. sumber : Balai TN. Way Kambas
Ekosistem Payau sangat dipengaruhi
oleh proses salinasi (pergantian air laut dan tawar secara terus menerus). Jenis flora yang mendominasi ekosistem payau
di TNWK antara lain: Api-api (Avicenia sp),
Bakau (Bruguirera sp).
0 comments :