CANDI PRAMBANAN CANDI HINDU TERINDAH DI ASIA TENGGARA
Candi Prambanan termasuk salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Merupakan Candi Hindu terbesar di Indonesia, serta termasuk candi terindah di Asia Tenggara. Dibangun sebagai persembahan kepada Trimurti, 3 Dewa utama Hindu: Brahma (Dewa Pencipta) , Wishnu (Dewa Pemelihara), Siwa (Dewa Penghancur).
Jika mengacu kepada Prasasti Siwagrha, nama asli komplek candi ini adalah Siwagrha yang berarti “Rumah Siwa”. Hal itu diperkuat dengan adanya Arca Siwa Mahadewa setinggi 3 di garbagriha (ruang utama) candi, yang menunjukkan bahwa Dewa Siwa merupakan Dewa utama di komplek candi Prambanan. Menurut Prasasti tersebut, candi Siwa setinggi 47 meter ini dibangun pada tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan, dan kemudian diperluas oleh Balitung Maha Sambu, di masa Kerajaan Medang Mataram [id.wikipedia.org]
LETAK CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan berlokasi di perbatasan Provinsi D.I. Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, tepatnya perbatasan desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, D.I.Y dengan desa Tlogo, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Lokasi Candi Prambanan relatif dekat dari kota Yogyakarta, hanya sekitar 17 km jaraknya.
CANDI CANDI YANG TERDAPAT DI DALAM KOMPLEK CANDI PRAMBANAN
Komplek candi Prambanan terdiri dari 240 candi, yakni :
· 3 Candi Trimurti : Candi Brahma, Candi Siwa, dan Candi Wishnu.
· 3 Candi Wahana (binatang tunggangan Trimurti) : Candi Nandi, Garuda, dan Angsa
· 2 Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan
· 4 Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona inti
· 4 Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
· 224 Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68
PENEMUAN DAN PEMUGARAN KOMPLEK CANDI PRAMBANAN
Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila setidaknya 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda tahun 1773. Meskipun Thomas Stamford Raffles kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut, reruntuhan candi ini tetap telantar hingga berpuluh-puluh tahun. Penggalian dilakukan sepanjang 1880-an, namun dilakukan secara kurang serius. Pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi, dan kemudian dilanjutkan oleh IsaƤc Groneman dengan melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi. Sayangnya batu-batu itu kemudian hanya ditumpuk sembarangan di sepanjang Sungai Opak.
Peyelidaikan serta penggalian yang kurang serius tadi berakibat pada suburnya praktek penjarahan ukiran dan batu candi. Arca-arca dan relief candi diambil oleh warga. Orang-orang Belanda mengambilnya untuk dijadikan hiasan taman, sementara warga pribumi menggunakan batu candi untuk bahan bangunan dan pondasi rumah. Baru pada tahun 1918-1926, dilanjutkan dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah arkeologi oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin.
Wisatawan beristirahat sambil menikmati keindahan Candi Prambanan
Tahun 1926 pemugaran dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930, kemudian Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942. Dan selanjutnya kepemimpinan pemugaran diserahkan kepada putra Indonesia, yang berlanjut hingga tahun 1993. Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini.
CANDI PRAMBANAN, WARISAN DUNIA YANG DILINDUNGI
Pemugaran candi Siwa yang candi utama kompleks ini selesai pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno. Banyak bagian candi yang direnovasi menggunakan batu baru dikarenakan batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Pada tahun 1991, UNESCO memasukkan Candi Prambanan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia yang dilindungi.
Komplek candi Prambanan, khususnya candi Brahma mengalami kerusakan cukup signifikan ketika terjadi gempa 5,9 skala Richter di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 yang lalu. Kini, beberapa bagian candi Prambanan tengah direnovasi untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa tersebut.
0 comments :